Adi Kampai
Pesisir Selatan – Kembalinya Hendrajoni ke kancah politik setelah kalah telak pada Pilkada 2021 menyita perhatian publik. Kerinduan masyarakat terhadap sosok purnawirawan perwira polisi ini seolah menjadi magnet yang kuat.
Namun, euforia awal yang dibangun sepertinya memudar seiring dengan serangkaian tindakan dan pernyataan yang dinilai kontraproduktif.
Sejumlah pernyataan dan tindakan Hendrajoni sejak kembalinya ke panggung politik telah memicu kontroversi dan kekecewaan publik.
Salah satu yang paling disorot adalah pernyataannya mengenai kondisi keuangan pasangan duetnya, Risnaldi Ibrahim. Pernyataan ini dianggap sangat sensitif dan tidak mencerminkan sosok pemimpin yang bijaksana.
Selain itu, aksi Hendrajani memaku papan di jembatan, yang semestinya dapat menjadi momentum untuk mendekatkan diri dengan masyarakat, justru dianggap sebagai tindakan yang berlebihan dan tidak relevan dengan permasalahan yang dihadapi masyarakat.
Tindakan ini dinilai lebih mirip dengan aksi simbolis yang sering dilakukan oleh politisi pada umumnya, dan tidak menunjukkan solusi nyata atas permasalahan yang ada.
Kasus korupsi di PDAM Tirta Langkisau yang melibatkan nama Hendrajani juga menjadi sorotan publik. Keheningan Hendrajani terkait kasus ini semakin memperkuat dugaan keterlibatannya dan menimbulkan pertanyaan besar di kalangan masyarakat.
Di kampung halamannya, Lengayang, Hendrajani awalnya mendapat dukungan penuh dari masyarakat, termasuk para ulama.
Namun, penyelenggaraan hiburan berskala besar yang bising di tengah masyarakat justru bertentangan dengan nilai-nilai agama dan memicu kekecewaan. Tindakan ini dianggap tidak menghormati para ulama yang telah memberikan dukungan.(**)
Afrizal 
JIS Sumbar 
Fernando Yudistira 
